VISI
Bersama membangun ekonomi kerakyatan berbasis pada agribisnis dan agroindustri menuju kapuas yang amanah ( aman , maju , sejahtera , dan tangguh )
MISI
1) mewujudkan pertanian tanaman pangan , perkebunan , perikanan , peternakan , dan kehutanan yang beroientasi agribisnis untuk pengembangan agroindustri dan ketahanan pangan yang berbasis ekonomi kerakyatan.
2) meningkatkan kecukupan sarana dan prasarana umum wilayah.
3) meningkatkan kualitas sumber daya alam.
4) memacu pertumbuhan dan pemerataan daerah , melalui sistem agribisnis menuju agroindustri.
5) meningkatkan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
6) mendorong terwujudnya masyarakat yang bermoral , berita dan berbudaya
7) mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
8)melakikan penataan ruangan dan wilayah yang berwawasan lingkungan.
kuala kapuas
Rabu, 29 September 2010
DESKRIPSI KUALA KAPUAS
Kabupaten Kapuas merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalteng, dengan ibukota Kuala Kapuas. Daerahnya terdiri dari 12 kecamatan dengan luas wilayah sekitar 14.999 Km2, dan berpenduduk sekitar 340.236 jiwa.
Sektor pertanian dengan komoditi utama padi merupakan salah satu andalan kabupaten ini. Tak kurang dari 65 persen produksi beras di Kalteng dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Kabupaten ini memang didukung lahan pertanian seluas 76,793 ribu Ha dari potensi lahan 277 ribu Ha. Prospek perluasan areal persawahan di daerah ini masih terbuka lebar. Misalnya di Kecamatan Selat, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak, Basarang, Kapuas Barat dan Kecamatan Mantangai. Inilah kawasan yang termasuk dalam program proyek lahan gambut tempo dulu yang kini tengah dibangkitkan lagi.
Selain padi, komoditi pertanian lainnya yang cukup potensial adalah usaha perikanan laut, plywood, karet (crumb rubber), sabut kelapa, anyaman rotan. Belum lagi industri meubeler, hasil kerajinan purun, perahu kayu, karet sirap ulin dan balok ulin.
Sektor Pertambangan juga cukup menjanjikan. Kabupaten ini kaya akan bahan tambang seperti intan, emas, batubara, mika, kaolin, batu kapur, pasir kuarsa dan gambut.
Tinjauan sektoral di Kabupaten Kapuas sendiri, terlihat bahwa sektor pertanian berperan signifikan dalam perekonomian daerah ini. Hal tersebut terlihat dari kontribusi sektor pertanian bagi PDRB yang mencapai 49,99 persen.
Untuk subsektor tanaman pangan, produk andalannya adalah padi, dengan jumlah produksi 240.846,90 ton, ketela pohon 22.136 ton, dan ketela rambat 3.725,34 ton. Berdasarkan jumlah produksi, setidaknya terdapat tiga kecamatan yang cocok dijadikan klaster produksi pangan khususnya padi, yaitu Kecamatan Kapuas Murung, Selat, dan Mantangai.
Selain tanaman pangan, petani di daerah ini juga menghasilkan produksi sayur-sayuran dengan jumlah produksi 13.729 ton dan buah-buahan dengan jumlah produksi 20.631 ton. Produk andalan sayur-sayuran adalah kacang panjang dengan jumlah produksi 2281 ton, ketimun 1.854 ton, dan terong 1.402 ton. Sedangkan produk andalan untuk buah-buahan adalah rambutan dengan produksi 6.023 ton, nangka/cempedak 4.218 ton, dan pisang 2.908 ton.
Kabupaten Kapuas juga menghasilkan produk perkebunan. Produk perkebunan andalan daerah ini adalah karet, kelapa, dan kopi. Klaster perkebunan karet cocok dikembangkan di Mantangai, Kapuas Tengah, dan Kapuas Timur.
Sedangkan klaster kelapa cocok dikembangkan di Kecamatan Kapuas Kuala, Selat, dan Basarang. Sementara klaster perkebunan kopi cocok dikembangkan di Kecamatan Mantangai, dan Kapuas Kuala. Selain perkebunan, Kabupaten ini juga menghasilkan produk kehutanan, terutama kayu. Realisasi produksi kayu bulat Tahun 2003 sebesar 250.841,78 M3.
Daerah Kapuas merupakan daerah penghasil produk-produk peternakan untuk Propinsi Kalimantan Tengah. Populasi Sapi dan Ayam Buras di daerah ini merupakan yang tertinggi se Kalimantan Tengah. Sedangkan populasi Babi merupakan terbesar kedua setelah Kabupaten Barito Utara.
Klaster peternakan Sapi cocok dikembangkan di Kecamatan Basarang dan Selat. Klaster Babi cocok dikembangkan di Kecamatan Kapuas Hilir, Kapuas Barat, dan Selat. Sedangkan klaster peternakan Ayam Buras cocok dikembangkan di Kecamatan Selat, Kapuas Kuala dan Kapuas Murung.
Untuk subsektor perikanan, daerah ini menghasilkan produk perikanan laut dan darat. Produksi ikan laut terkonsentrasi di Kecamatan Kapuas Kuala. Sedangkan produk ikan darat dihasilkan beberapa kecamatan antara lain Timpah, Mantangai, Kapuas Murung. Di ketiga kecamatan itu cocok dikembangkan klaster perikanan darat.
Pada kegiatan perdagangan, mayoritas pedagang di daerah ini adalah pedagang kecil. Jika dilihat dari sisi sebarannya, konsentrasi pedagang baik besar, menengah, atau kecil terjadi di Kecamatan Selat. Karena itu, kecamatan Selat ini dapat dikatakan sebagai sentra perdagangan di Kabupaten Kapuas.
Pada Tahun 2003, jumlah perusahaan di daerah ini mencapai 127 buah. Jika dilihat dari sisi bentuk perusahaan, yang terbanyak adalah perusahaan perorangan, yaitu sebanyak 85 buah. Bentuk usaha lainnya yang ada di daerah ini adalah CV sebanyak 22 buah, PT 10 buah, dan koperasi 10 buah.
Pada sisi perdagangan internasional, perdagangan di Kabupaten Kapuas menghasilkan devisa dengan nilai yang cukup signifikan. PadaTahun 2003, Nilai Ekspor Kabupaten Kapuas mencapai US $ 13.825.256,99. devisa sebesar itu dihasilkan dari Nilai Ekspor Dowel/Moulding sebesar US $ 6, 85 juta, karet US $ 5 juta, dan plywood U S$ 1,95 juta.
Sektor pertanian dengan komoditi utama padi merupakan salah satu andalan kabupaten ini. Tak kurang dari 65 persen produksi beras di Kalteng dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Kabupaten ini memang didukung lahan pertanian seluas 76,793 ribu Ha dari potensi lahan 277 ribu Ha. Prospek perluasan areal persawahan di daerah ini masih terbuka lebar. Misalnya di Kecamatan Selat, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak, Basarang, Kapuas Barat dan Kecamatan Mantangai. Inilah kawasan yang termasuk dalam program proyek lahan gambut tempo dulu yang kini tengah dibangkitkan lagi.
Selain padi, komoditi pertanian lainnya yang cukup potensial adalah usaha perikanan laut, plywood, karet (crumb rubber), sabut kelapa, anyaman rotan. Belum lagi industri meubeler, hasil kerajinan purun, perahu kayu, karet sirap ulin dan balok ulin.
Sektor Pertambangan juga cukup menjanjikan. Kabupaten ini kaya akan bahan tambang seperti intan, emas, batubara, mika, kaolin, batu kapur, pasir kuarsa dan gambut.
Tinjauan sektoral di Kabupaten Kapuas sendiri, terlihat bahwa sektor pertanian berperan signifikan dalam perekonomian daerah ini. Hal tersebut terlihat dari kontribusi sektor pertanian bagi PDRB yang mencapai 49,99 persen.
Untuk subsektor tanaman pangan, produk andalannya adalah padi, dengan jumlah produksi 240.846,90 ton, ketela pohon 22.136 ton, dan ketela rambat 3.725,34 ton. Berdasarkan jumlah produksi, setidaknya terdapat tiga kecamatan yang cocok dijadikan klaster produksi pangan khususnya padi, yaitu Kecamatan Kapuas Murung, Selat, dan Mantangai.
Selain tanaman pangan, petani di daerah ini juga menghasilkan produksi sayur-sayuran dengan jumlah produksi 13.729 ton dan buah-buahan dengan jumlah produksi 20.631 ton. Produk andalan sayur-sayuran adalah kacang panjang dengan jumlah produksi 2281 ton, ketimun 1.854 ton, dan terong 1.402 ton. Sedangkan produk andalan untuk buah-buahan adalah rambutan dengan produksi 6.023 ton, nangka/cempedak 4.218 ton, dan pisang 2.908 ton.
Kabupaten Kapuas juga menghasilkan produk perkebunan. Produk perkebunan andalan daerah ini adalah karet, kelapa, dan kopi. Klaster perkebunan karet cocok dikembangkan di Mantangai, Kapuas Tengah, dan Kapuas Timur.
Sedangkan klaster kelapa cocok dikembangkan di Kecamatan Kapuas Kuala, Selat, dan Basarang. Sementara klaster perkebunan kopi cocok dikembangkan di Kecamatan Mantangai, dan Kapuas Kuala. Selain perkebunan, Kabupaten ini juga menghasilkan produk kehutanan, terutama kayu. Realisasi produksi kayu bulat Tahun 2003 sebesar 250.841,78 M3.
Daerah Kapuas merupakan daerah penghasil produk-produk peternakan untuk Propinsi Kalimantan Tengah. Populasi Sapi dan Ayam Buras di daerah ini merupakan yang tertinggi se Kalimantan Tengah. Sedangkan populasi Babi merupakan terbesar kedua setelah Kabupaten Barito Utara.
Klaster peternakan Sapi cocok dikembangkan di Kecamatan Basarang dan Selat. Klaster Babi cocok dikembangkan di Kecamatan Kapuas Hilir, Kapuas Barat, dan Selat. Sedangkan klaster peternakan Ayam Buras cocok dikembangkan di Kecamatan Selat, Kapuas Kuala dan Kapuas Murung.
Untuk subsektor perikanan, daerah ini menghasilkan produk perikanan laut dan darat. Produksi ikan laut terkonsentrasi di Kecamatan Kapuas Kuala. Sedangkan produk ikan darat dihasilkan beberapa kecamatan antara lain Timpah, Mantangai, Kapuas Murung. Di ketiga kecamatan itu cocok dikembangkan klaster perikanan darat.
Pada kegiatan perdagangan, mayoritas pedagang di daerah ini adalah pedagang kecil. Jika dilihat dari sisi sebarannya, konsentrasi pedagang baik besar, menengah, atau kecil terjadi di Kecamatan Selat. Karena itu, kecamatan Selat ini dapat dikatakan sebagai sentra perdagangan di Kabupaten Kapuas.
Pada Tahun 2003, jumlah perusahaan di daerah ini mencapai 127 buah. Jika dilihat dari sisi bentuk perusahaan, yang terbanyak adalah perusahaan perorangan, yaitu sebanyak 85 buah. Bentuk usaha lainnya yang ada di daerah ini adalah CV sebanyak 22 buah, PT 10 buah, dan koperasi 10 buah.
Pada sisi perdagangan internasional, perdagangan di Kabupaten Kapuas menghasilkan devisa dengan nilai yang cukup signifikan. PadaTahun 2003, Nilai Ekspor Kabupaten Kapuas mencapai US $ 13.825.256,99. devisa sebesar itu dihasilkan dari Nilai Ekspor Dowel/Moulding sebesar US $ 6, 85 juta, karet US $ 5 juta, dan plywood U S$ 1,95 juta.
Potensi Ekonomi Andalan Kabupaten Kapuas
PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Perikanan
Perikanan Darat | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Ikan Darat | 3.799,01 | Kecamatan Timpah | 12.006.200,00 | ton |
Kecamatan Mantangai | 7.886.300,00 | |||
Kecamatan Kapuas Murung | 3.787.300,00 |
Perikanan
Perikanan Laut | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Ikan Laut | 4.930,65 | Kecamatan Kapuas Kuala | 41.910.525,00 | ton |
Peternakan dan Hasil-hasilnya
Ternak Besar | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Sapi Biasa | 4.348,00 | Kecamatan Basarang | 1.053,00 | ekor |
Kecamatan Selat | 1.021,00 |
Peternakan dan Hasil-hasilnya
Ternak Kecil | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Babi | 10.244,00 | Kecamatan Kapuas Hilir | 1.559,00 | ekor |
Kecamatan Kapuas Barat | 1.486,00 | |||
Kecamatan Selat | 1.476,00 |
Peternakan dan Hasil-hasilnya
Ternak Unggas | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Ayam Telur | 676.091,00 | Kecamatan Selat | 215.872,00 | ekor |
Kecamatan Kapuas Kuala | 115.385,00 | |||
Kecamatan Kapuas Murung | 110.059,00 | |||
Ayam Pedaging | 285.931,00 | Kecamatan Basarang | 126.656,00 | ekor |
Kecamatan Selat | 95.675,00 |
Tanaman Perkebunan
Perkebunan | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Karet | 50.124.129,00 | Kecamatan Mantangai | 12.316.350,00 | ton |
Kecamatan Kapuas Tengah | 8.010.680,00 | |||
Kecamatan Kapuas Timur | 6.973.216,00 |
Tanaman Perkebunan
Tanaman Perkebunan | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Kelapa | 11.074.384,00 | Kecamatan Kapuas Kuala | 6.584.625,00 | ton |
Kecamatan Selat | 1.464.750,00 | |||
Kecamatan Basarang | 1.291.875,00 | |||
Kopi | 197.554,00 | Kecamatan Mantangai | 53.546,00 | ton |
Kecamatan Kapuas Kuala | 50.625,00 |
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Perdagangan Besar dan Eceran
Jumlah Pedagang Terdaftar | Total | Kecamatan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Pedagang Menengah | 16,00 | Kecamatan Selat | 13,00 | unit |
Jenis Pedagang Besar | 5,00 | Kecamatan Selat | 3,00 | unit |
Senin, 27 September 2010
KOTA KUALA KAPUAS
Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota kabupaten ini terletak di Kuala Kapuas. Terdiri dari 12 kecamatan dan berpenduduk 340.687 jiwa. Dengan luas wilayah 14.999 km2 atau 1.499.900 ha, tingkat kepadatan 22,71 jiwa/km.
Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota Kabupaten Kapuas adalah Kuala Kapuas, berjarak sekitar 140 kilometer arah selatan dari Kota Palangka Raya (Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah) dan 45 kilometer arah barat laut dari Kota Banjarmasin (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan). Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 14.999 km2 terbagi atas 12 kecamatan, 134 desa dan 14 kelurahan.
Kabupaten Kapuas terletak diantara 0o8'48" sampai dengan 3o27'00" Lintang Selatan dan 112o2'36" sampai dengan 114o44'00" terletak di Garis Khatulistiwa. Terdapat dua karakteristik wilayah di Kabupaten Kapuas yaitu wilayah selatan dengan karakteristik Pasang Surut (9 kecamatan) dan karakteristik non-pasang surut di wilayah utara (3 kecamatan).
Ibukota Kabupaten Kapuas adalah Kuala Kapuas. Kuala sendiri berarti delta. Kuala Kapuas adalah kota yang indah, karena berada pada tepi sungai pada simpang tiga. Ketiga sungai tersebut adalah Sungai Kapuas Murung dengan panjang 66,375 km, Sungai Kapuas dengan panjang 600,00 km dan Daerah Pantai/Pesisir Laut Jawa dengan panjang 189,847 km. Pada malam hari, lampu-lampu dari pemukiman penduduk di tepian sungai yang amat luas (lebar mencapai 2 km) berkerlap-kerlip dipantulkan oleh sungai disertai sapuan angin yang sejuk yang membawa nuansa magis.
Batas wilayah
Batas wilayah Kabupaten Kapuas meliputi:Utara | Kabupaten Barito Utara, Murung Raya |
Selatan | Laut Jawa |
Barat | Kabupaten Pulang Pisau, Palangkaraya, dan Gunung Mas |
Timur | Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan |
Topografis
Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian antara 100 - 500 meter dari permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringan antara 8 - 15 derajat, dan merupakan daaerah perbukitan/pegunungan dengan kemiringan ± 15 - 25 derajat.Bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0 - 5 meter dari permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0 - 8 % serta dipengaruhi oleh pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup besar ( air laut / pasang naik ). Selain itu daerah Kabupaten Kapuas memiliki daerah / wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai besar, yang berada / masuk wilayah Kabupaten Kapuas adalah :
- Sungai Kapuas Murung, dengan panjang ± 66,38 Km
- Sungai Kapuas, dengan panjang ± 600,00 Km
- Daerah Pantai / Pesisir Laut Jawa, dengan panjang ± 189,85 Km
Hidrologi
Selain sungai-sungai di atas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah Anjir / Kanal yaitu :
- Anjir Serapat sepanjang ± 28 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah Kalimantan Selatan 14 km )
- Anjir Kalampan sepanjang ± 14,5 km ( yang menghubungkan Kota Mandomai Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau wilayah Kabupaten Pulang Pisau mengarah ke Palangka Raya )
- Anjir Basarang sepanjang ± 24 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas ke wilayah Pulang Pisau )
- Anjir Tamban sepanjang ± 25 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah Kalimantan Selatan 12 km )
Iklim
Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab dengan temperatur berkisar antara 21-23 derajat Celcius dan maksimal mencapai 36 derajat CelciusPemerintahan
Kabupaten Kapuas membawahi 12 Kecamatan, 150 desa/kelurahan yang terdiri dari 136 desa dan 14 kelurahan. Berdasarkan kategori desa/kelurahan, yang termasuk Desa Swadaya sebanyak 14 desa/kelurahan, Desa Swakarya sebanyak 53 desa/kelurahan dan Desa Swasembada sebanyak 83 desa/kelurahan. Desa/Kelurahan yang berstatus sebagai Desa Terpencil sebanyak 35 desa/kelurahan (23,33%) dan Desa Tertinggal sebanyak 94 desa/kelurahan (62,67%).Kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas :
- Kapuas Kuala ( membawahi 14 desa)
- Kapuas Timur ( membawahi 7 desa )
- Selat ( membawahi 10 desa dan 6 kelurahan )
- Basarang ( membawahi 13 desa )
- Kapuas Hilir ( membawahi 3 desa dan 5 kelurahan )
- Pulau Petak ( membawahi 8 desa )
- Kapuas Murung ( membawahi 12 desa dan 2 kelurahan )
- Kapuas Barat ( membawahi 9 desa dan 1 kelurahan )
- Mantangai ( membawahi 15 desa )
- Timpah ( membawahi 9 desa )
- Kapuas Tengah ( membawahi 19 desa )
- Kapuas Hulu ( membawahi 17 desa )
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2008 sekitar 340.687 orang yang terdiri dari 172.051 orang penduduk laki-laki atau 50,50 persen dan 168.636 orang penduduk perempuan atau 49,50%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kapuas rata-rata sebanyak 22,71 orang per kilometer persegi. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Selat yaitu rata-rata 229,76 orang per kilometer persegi dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Timpah yaitu rata-rata 4,02 orang per kilometer persegi.Komposisi penduduk serta penyebaran yang belum merata dan keberadaan penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kabupaten dan kecamatan.
Suku Bangsa
Suku Bangsa yang ada di Kabupaten Kapuas Adalah Suku Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Maanyan, Dayak Oot Danum, Suku Melayu Banjar, Suku Jawa serta suku-suku lainnya dalam jumlah kecil. Suku Dayak Ngaju adalah penduduk asli, terdiri atas oloh ( orang) Kapuas yang mendiami aliran sungai Kapuas, oloh Kahayan, yang mendiami aliran sungai Kahayan dan sekitarnya, oloh Mangkatip/ Baradia yang mendiami sungai mangkatip dan sekitarnya. Suku Dayak Ngaju cukup memegang peranan penting dalam pemerintahan di kabupaten Kapuas, banyak pejabat daerah dan tokoh masyarakat berasal dari suku ini. Sedangkan Suku Melayu Banjar adalah suku pendatang dengan jumlah terbesar didaerah ini, umumnya bermukim di daerah aliran sungai Kapuas, Kapuas Murung dan Anjir / Terusan yang berbatasan dengan propinsi Kalimantan Selatan. Suku Melayu Banjar memegang peranan penting dalam perdagangan dan pertanian di Kabupaten Kapuas.Pendidikan
Gambaran umum keadaan pendidikan di Kabupaten Kapuas tercermin dari jumlah sekolah, murid dan guru. Jumlah sekolah TK sebanyak 102 buah, guru 272 orang dan murid sebanyak 2.936 orang. Jumlah SD Negeri dan Swasta sebanyak 502 buah, guru sebanyak 3.388 orang dan murid sejumlah 67.757 orang, dengan rata-rata/perbandingan murid dan guru SD sekitar 20,00 murid per guru.Pada strata Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri dan Swasta berjumlah 91 buah sekolah, jumlah guru sebanyak 1.085 orang dan murid/siswa sebanyak 12.970 orang dengan jumlah kelas sebanyak 465 buah kelas. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Umum Negeri dan Swasta sebanyak 31 buah sekolah, guru sebanyak 545 orang dan murid/siswa sebanyak 7.024 orang.
Kesehatan
Kabupaten Kapuas memiliki 1 Rumah Sakit Umum Pemerintah yaitu RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo yang terletak di ibukota kabupaten Kapuas ( Kuala Kapuas ) dengan tenaga Dokter Spesialis sebanyak 4 orang ( Spesialis Bedah, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam dan Spesilis Kandungan ) dan Dokter Umum sebanyak 14 orang. Pada tahun 2007 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Posyandu sudah menjangkau seluruh kecamatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari website Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kapuas, jumlah dokter umum di Kabupaten Kapuas terhitung bulan Desember 2009 adalah sebanyak 41 orang. Jumlah Dokter bila dibandingkan dengan jumlah penduduk memperlihatkan ratio yang belum ideal yaitu dengan perbandingan 1 orang dokter menangani ± 13.022 orang penduduk. Idealnya 1 dokter untuk 5.000 orang penduduk.Unit Kesehatan di Kabupaten Kapuas yaitu :
- RSUD (1 unit)
- Klinik Bersalin Swasta (6 unit)
- Balai Pengobatan Swasta (21 unit)
- Puskesmas Pemerintah (23 unit)
- Puskesmas Pembantu (120 unit)
- Pondok bersalin desa (105 unit)
- Pos Kesehatan Desa (12 unit)
- UPT Lamunti ( 1 unit Puskesmas, 9 unit Puskesmas Pembantu, dan 5 unit Polindes )
- UPT Dadahup ( 1 unit Puskesmas, 7 unit Puskesmas Pembantu, dan 2 unit Polindes )
- UPT Palingkau ( 1 unit Puskesmas, 1 unit Puskesmas Pembantu, dan 4 unit Polindes )
- UPT Palangkau ( 1 unit Puskesmas, 7 unit Puskesmas Pembantu, dan 4 unit Polindes)
- UPT Talekung Punai ( 1 unit Puskesmas, 9 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Polindes)
- UPT Mantangai ( 1 unit Puskesmas, 6 unit Puskesmas Pembantu, dan 10 unit Polindes)
Sarana transportasi
Pada 2008 tercatat panjang jalan Negara dan provinsi di kabupaten Kapuas 459,90 km dan 463,35 km panjang jalan tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun 2007. Sedangkan untuk jalan kabupaten pada 2007 panjangnya 1 710,85 km dan meningkat pada 2008 menjadi 1 722,04 km. Dari 1 722,04 km jalan kabupaten tersebut, 963,36 km dalam keadaan rusak dan hanya 320,94 km dalam keadaan baik sisanya 437,74 dalam kondisi sedang. Permukaan jalan yang terpanjang masih berupa tanah, sedang yang dilapisi aspal masih 218,47 km.Ekonomi
Sektor pertanian dengan komoditi utama padi merupakan salah satu andalan kabupaten yang merupakan lumbung pangan Kalimantan Tengah ini. Tak kurang dari 65 persen produksi beras Kalimantan Tengah dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Kabupaten ini memang didukung lahan pertanian seluas 76,793 ribu ha dari potensi lahan 277 ribu ha. Prospek perluasan areal persawahan di daerah ini masih terbuka lebar. Misalnya di Kecamatan Selat, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak, Basarang, Kapuas Barat dan Kecamatan Mantangai. Inilah kawasan yang termasuk dalam program Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar tempo dulu yang kini tengah dibangkitkan lagi.Selain padi, komoditi pertanian lainnya yang cukup potensial adalah usaha perikanan laut, plywood, karet (crumb rubber), sabut kelapa, anyaman rotan. Belum lagi industri meubeler, hasil kerajinan purun, perahu kayu, karet sirap ulin dan balok ulin.
Sektor Pertambangan juga cukup menjanjikan. Kabupaten ini kaya akan bahan tambang seperti intan, emas, batubara, mika, kaolin, batu kapur, pasir kuarsa, dan gambut.
. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif / tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Maret, berkisar diantara 223-604 mm tiap tahun, sedangkan bulan kering / kemarau jatuh pada bulan Juli sampai dengan Desember.
Proyek-proyek yang melibatkan Kabupaten Kapuas
- Program Nasional untuk Meningkatkan dan Memperluas Layanan Pasokan Air, bantuan World Bank
- Second Decentralized Health Services, bantuan Asian Development Bank
- Community Water Services and Health, bantuan Asian Development Bank
- Kalimantan Forest and Climate Partnership, bantuan dari AusAID
- Central Kalimantan Peatlands Project, bantuan dari Kementerian Luar Negeri Pemerintah Belanda (DGIS)
Pranala luar
- INFORMASI KAPUAS
- Situs Resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
- RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo di Kabupaten Kapuas
- Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kapuas
- Foto-foto bangunan di Kabupaten Kapuas
- Informasi Kabupaten Kapuas dari Situs Resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
- Palang Merah Indonesia Cabang Kapuas
Daftar Radio Yang Ada Di Kuala Kapuas
- Radio Duta Citra Swara FM Kuala Kapuas
- Radio Star FM
- Radio Eka Sapta
- Radio Granada Tara Indah
- Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
Jumat, 24 September 2010
SEJARAH KUALA KAPUAS
Kota Kuala Kapuas dibangun jauh sebelum adanya Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya). Kabupaten Kapuas adalah salah satu dari kabupaten otonom eks daerah Dayak Besar dan Swapraja Kotawaringin yang termasuk dalam wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan. Suku Dayak Ngaju merupakan penduduk asli Kabupaten Kapuas.
Menurut penuturan pusaka “Tetek Tatum”, nenek moyang suku Dayak Ngaju pada mulanya bermukim di sekitar Pegunungan Schwaner di Sentral Kalimantan. Barulah pada perkembangan berikutnya suku Dayak Ngaju bermukim dan menyebar di sepanjang tepi Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan.
Pemukiman betang di Sungei Pasah, merupakan satu-satunya bukti sejarah di Kota Kuala Kapuas yang masih ada. Tahun 1806 dijadikan sebagai tonggak sejarah berdirinya Kota Kuala Kapuas.
Pada bulan Oktober 1835, 29 tahun setelah pemukiman betang dibangun, Belanda datang menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di bumi Kapuas, dipimpin oleh Zacharias Hartman, seorang pegawai Binnenlandsch Bestuur (Pangrehpraja). Ia mulai melakukan perjalanan kerja dengan perahu dayung menjelajah Sungai Kapuas Murung dan Sungai Kapuas sampai Jangkang dengan ditemani penunjuk jalan.
Perang Banjarmasin yang terjadi pada 1859 – 1863 mengakibatkan hancurnya Palingkai yang dianggap oleh Belanda sebagai sarang pemberontak. Pada tanggal 16 Juni 1859 pasukan Belanda dibawah pimpinan Kapten Marinir Van Hasselt dengan menggunakan dua buah kapal perang menyerang dan membumihanguskan Palingkai. Perang Banjarmasin berakhir tahun 1863, Kerajaan Banjar dihapus dan digabungkan ke dalam Gubernemen Hindia Belanda. Perang berlanjut dengan Perang Barito (1865-1905), perlawanan bersenjata di sekitar Kuala Kapuas (1859-1860), Perang Tewah (1885-1886) yang meletus di kawasan Kahayan Hulu.
Dalam rangka mengawasi lalu lintas perairan di kawasan Kapuas, pada bulan Pebruari 1860 Belanda membangun benteng (fort) di Ujung Murung (sekitar rumah jabatan Bupati Kapuas sekarang), tempat tersebut dinamakan Kuala Kapuas. Nama Kuala Kapuas diambil dari bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang digunakan penduduk setempat yang menyebut daerah itu sebagai Tumbang Kapuas. Belanda mengangkat seorang pejabat di daerah ini dalam pangkat Gezaghebber (Pemangku Kuasa) yang bernama Broers merangkap sebagai Komandan Benteng. Temanggung Nikodemus Ambu atau Temanggung Nikodemus Jayanegara ditunjuk sebagai Kepala Distrik. Bulan Maret 1863 Temanggung Nikodemus Jayanegara membangun Betang di Hampatung.
Kekuasaan Belanda di Kalimantan telah mantap pada tahun 1946. Daerah Kapuas dimekarkan membentuk Onderdistrik Kapuas Hilir beribukota Kuala Kapuas, Onderdistrik Kapuas Barat beribukota Mandomai, Onderdistrik Kapuas Tengah beribukota Pujon, Onderdistrik Kahayan Tengah beribukota Pahandut, Onderdistrik Kahayan Hilir beribukota Pulang Pisau dan Onderdistrik Kahayan Hulu beribukota Tewah.
Pada tanggal 27 Desember 1946 di Banjarmasin terbentuk Dewan Daerah Dayak Besar, suatu Badan Pemerintahan Daerah yang meliputi Afdeling Kapuas Barito atas dasar Zeltbestuur Regeling (Peraturan Swapraja) tahun 1938 dan sebagai ketua adalah Groveneld (eks Asisten Residen), Wakil Ketua Raden Cyrillus Kesranegara dan Sekretaris Mahir Mahar. Dewan ini merupakan dewan pertama yang terbentuk di Kalimantan. Pada tanggal 14 April 1959 atas dasar tuntutan rakyat dan keyakinan sendiri, Dewan Daerah Dayak Besar menentukan sikap untuk meleburkan diri secara resmi ke dalam Negara Republik Indonesia. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor C.17/15/3 tanggal 29 Juni 1950 menetapkan tentang daerah-daerah di Kalimantan yang sudah bergabung dalam Republik Indonesia dengan administrasi pemerintahannya terdiri dari enam daerah kabupaten yaitu Banjarmasin, Hulu Sungai, Kota Baru, Barito, Kapuas dan Kotawaringin serta tiga Daerah Swapraja yaitu Kutai, Berau dan Bulungan.
Akhir tahun 1950 Kepala Kantor Persiapan Kabupaten Kapuas Wedana F. Dehen memasuki masa pensiun dan diserahkan kepada Markasi (Mantan Anggota Dewan Daerah Dayak Besar). Kemudian pada bulan Januari 1951 Markasi diganti oleh Patih Barnstein Baboe. Rabu 21 Maret 1951 di Kuala Kapuas dilakukan peresmian Kabupaten Kapuas oleh Menteri Dalam Negeri dan sekaligus melantik para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara yang terdiri dari wakil Partai Politik dan Organisasi Non-Politik dari Masyumi, Parkindo, PNI, Muhammadiyah dan lain-lain. Pada saat itu Bupati belum terpilih dan sementara diserahkan kepada Patih Barnstein Baboe selaku kepala Eksekutif.
Awal Mei 1951 Raden Badrussapati diangkat selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kapuas yang pertama, pelantikan dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 1951 oleh Gubernur Murjani atas nama Menteri Dalam Negeri. Oleh masyarakat Kabupaten Kapuas, tanggal 21 Maret dinyatakan sebagai hari jadi Kabupaten Kapuas yang bertepatan dengan peresmian Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas.
Dalam sejarah perkembangan pemerintahan, kehidupan masyarakat dan pembangunan di daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 2002, Kabupaten Kapuas dimekarkan menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kapuas sebagai kabupaten induk dengan 12 kecamatan, Kabupaten Pulang Pisau dengan 6 kecamatan dan Kabupaten Gunung Mas dengan 6 kecamatan. Pejabat yang pernah memimpin Kabupaten Kapuas sejak tahun 1951, sampai tercatat 15 orang Bupati, 3 orang wakil Bupati.
Bupati Kapuas
1. R. Badrussapati (1951 – 1955)
2. G. Obos (1955 – 1956)
3. Ra. Parjitno (1956 – 1957)
4. J. C. Rangkap (1957 – 1958)
5. Ben Brahim (1958 – 1960)
6. P. K. Sawong (1960 – 1961)
7. E. Mahar (1962 – 1966)
8. L. S. Binti (1966 – 1967, Pjs)
9. Untung Surapati (1967 – 1977)
10. B. A. Tidja (1977, Pjs)
11. H. Mochamad Adenan (1977 – 1988)
12. H. Endang Kosasih (1988 – 1993)
13. H. Odji Durachman (1993 – 1997)
14. Ir. H. Burhanudin Ali (1997 – 2008)
15. Ir. H. Muhammad Mawardi, MM (2008 – Sekarang)
Wakil Bupati Kapuas
1. J. S. Lamon (1998 – 2003)
2. T. E. Toepak (2003 – 2008)
3. Suraria Nahan, Dipl. ATP, ST (2008 – Sekarang)
Menurut penuturan pusaka “Tetek Tatum”, nenek moyang suku Dayak Ngaju pada mulanya bermukim di sekitar Pegunungan Schwaner di Sentral Kalimantan. Barulah pada perkembangan berikutnya suku Dayak Ngaju bermukim dan menyebar di sepanjang tepi Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan.
Pemukiman betang di Sungei Pasah, merupakan satu-satunya bukti sejarah di Kota Kuala Kapuas yang masih ada. Tahun 1806 dijadikan sebagai tonggak sejarah berdirinya Kota Kuala Kapuas.
Pada bulan Oktober 1835, 29 tahun setelah pemukiman betang dibangun, Belanda datang menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di bumi Kapuas, dipimpin oleh Zacharias Hartman, seorang pegawai Binnenlandsch Bestuur (Pangrehpraja). Ia mulai melakukan perjalanan kerja dengan perahu dayung menjelajah Sungai Kapuas Murung dan Sungai Kapuas sampai Jangkang dengan ditemani penunjuk jalan.
Perang Banjarmasin yang terjadi pada 1859 – 1863 mengakibatkan hancurnya Palingkai yang dianggap oleh Belanda sebagai sarang pemberontak. Pada tanggal 16 Juni 1859 pasukan Belanda dibawah pimpinan Kapten Marinir Van Hasselt dengan menggunakan dua buah kapal perang menyerang dan membumihanguskan Palingkai. Perang Banjarmasin berakhir tahun 1863, Kerajaan Banjar dihapus dan digabungkan ke dalam Gubernemen Hindia Belanda. Perang berlanjut dengan Perang Barito (1865-1905), perlawanan bersenjata di sekitar Kuala Kapuas (1859-1860), Perang Tewah (1885-1886) yang meletus di kawasan Kahayan Hulu.
Dalam rangka mengawasi lalu lintas perairan di kawasan Kapuas, pada bulan Pebruari 1860 Belanda membangun benteng (fort) di Ujung Murung (sekitar rumah jabatan Bupati Kapuas sekarang), tempat tersebut dinamakan Kuala Kapuas. Nama Kuala Kapuas diambil dari bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang digunakan penduduk setempat yang menyebut daerah itu sebagai Tumbang Kapuas. Belanda mengangkat seorang pejabat di daerah ini dalam pangkat Gezaghebber (Pemangku Kuasa) yang bernama Broers merangkap sebagai Komandan Benteng. Temanggung Nikodemus Ambu atau Temanggung Nikodemus Jayanegara ditunjuk sebagai Kepala Distrik. Bulan Maret 1863 Temanggung Nikodemus Jayanegara membangun Betang di Hampatung.
Kekuasaan Belanda di Kalimantan telah mantap pada tahun 1946. Daerah Kapuas dimekarkan membentuk Onderdistrik Kapuas Hilir beribukota Kuala Kapuas, Onderdistrik Kapuas Barat beribukota Mandomai, Onderdistrik Kapuas Tengah beribukota Pujon, Onderdistrik Kahayan Tengah beribukota Pahandut, Onderdistrik Kahayan Hilir beribukota Pulang Pisau dan Onderdistrik Kahayan Hulu beribukota Tewah.
Pada tanggal 27 Desember 1946 di Banjarmasin terbentuk Dewan Daerah Dayak Besar, suatu Badan Pemerintahan Daerah yang meliputi Afdeling Kapuas Barito atas dasar Zeltbestuur Regeling (Peraturan Swapraja) tahun 1938 dan sebagai ketua adalah Groveneld (eks Asisten Residen), Wakil Ketua Raden Cyrillus Kesranegara dan Sekretaris Mahir Mahar. Dewan ini merupakan dewan pertama yang terbentuk di Kalimantan. Pada tanggal 14 April 1959 atas dasar tuntutan rakyat dan keyakinan sendiri, Dewan Daerah Dayak Besar menentukan sikap untuk meleburkan diri secara resmi ke dalam Negara Republik Indonesia. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor C.17/15/3 tanggal 29 Juni 1950 menetapkan tentang daerah-daerah di Kalimantan yang sudah bergabung dalam Republik Indonesia dengan administrasi pemerintahannya terdiri dari enam daerah kabupaten yaitu Banjarmasin, Hulu Sungai, Kota Baru, Barito, Kapuas dan Kotawaringin serta tiga Daerah Swapraja yaitu Kutai, Berau dan Bulungan.
Akhir tahun 1950 Kepala Kantor Persiapan Kabupaten Kapuas Wedana F. Dehen memasuki masa pensiun dan diserahkan kepada Markasi (Mantan Anggota Dewan Daerah Dayak Besar). Kemudian pada bulan Januari 1951 Markasi diganti oleh Patih Barnstein Baboe. Rabu 21 Maret 1951 di Kuala Kapuas dilakukan peresmian Kabupaten Kapuas oleh Menteri Dalam Negeri dan sekaligus melantik para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara yang terdiri dari wakil Partai Politik dan Organisasi Non-Politik dari Masyumi, Parkindo, PNI, Muhammadiyah dan lain-lain. Pada saat itu Bupati belum terpilih dan sementara diserahkan kepada Patih Barnstein Baboe selaku kepala Eksekutif.
Awal Mei 1951 Raden Badrussapati diangkat selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kapuas yang pertama, pelantikan dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 1951 oleh Gubernur Murjani atas nama Menteri Dalam Negeri. Oleh masyarakat Kabupaten Kapuas, tanggal 21 Maret dinyatakan sebagai hari jadi Kabupaten Kapuas yang bertepatan dengan peresmian Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas.
Dalam sejarah perkembangan pemerintahan, kehidupan masyarakat dan pembangunan di daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 2002, Kabupaten Kapuas dimekarkan menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kapuas sebagai kabupaten induk dengan 12 kecamatan, Kabupaten Pulang Pisau dengan 6 kecamatan dan Kabupaten Gunung Mas dengan 6 kecamatan. Pejabat yang pernah memimpin Kabupaten Kapuas sejak tahun 1951, sampai tercatat 15 orang Bupati, 3 orang wakil Bupati.
Bupati Kapuas
1. R. Badrussapati (1951 – 1955)
2. G. Obos (1955 – 1956)
3. Ra. Parjitno (1956 – 1957)
4. J. C. Rangkap (1957 – 1958)
5. Ben Brahim (1958 – 1960)
6. P. K. Sawong (1960 – 1961)
7. E. Mahar (1962 – 1966)
8. L. S. Binti (1966 – 1967, Pjs)
9. Untung Surapati (1967 – 1977)
10. B. A. Tidja (1977, Pjs)
11. H. Mochamad Adenan (1977 – 1988)
12. H. Endang Kosasih (1988 – 1993)
13. H. Odji Durachman (1993 – 1997)
14. Ir. H. Burhanudin Ali (1997 – 2008)
15. Ir. H. Muhammad Mawardi, MM (2008 – Sekarang)
Wakil Bupati Kapuas
1. J. S. Lamon (1998 – 2003)
2. T. E. Toepak (2003 – 2008)
3. Suraria Nahan, Dipl. ATP, ST (2008 – Sekarang)
Langganan:
Postingan (Atom)